asd
spot_img

Pabrik Nissan Tutup di Indonesia, Perlukah Konsumen Khawatir?

kalseltoday.co.id, Balikpapan–Nissan Motor Co., Ltd resmi tutup pabrik perakitannya di Indonesia, rasionalisasi biaya dan optimalisasi bisnis menjadi alasan produsen otomotif terbesar kedua dari Jepang itu, kebijakan tersebut diambil karena imbas pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi di hampir seluruh negara.

Selain pabrik perakitan di Indonesia Nissan juga menutup beberapa pabrik perakitannya di Barcelona, Spanyol.

Keputusan penutupan pabrik perakitan tersebut diumumkan melalui situs Nissan Global, Kamis, (28/5/2020) lalu.

Dengan penutupan pabrik perakitan di Indonesia, Nissan menjadikan pabriknya di Thailand sebagai basis produksi tunggal di kawasan ASEAN dan pabrik di Sunderland, Inggris akan menjadi basis produksinya di kawasan Eropa.

Kepala Eksekutif Nissan, Makoto Uchida, mengatakan “Nissan harus memberikan nilai bagi pelanggan di seluruh dunia. Untuk melakukan ini, kita harus membuat terobosan dalam produk, teknologi dan pasar tempat kita kompetitif. Ini adalah DNA Nissan. Di era baru ini, Nissan tetap berfokus pada orang, untuk menghadirkan teknologi bagi semua orang dan untuk terus mengatasi tantangan yang hanya bisa dilakukan oleh Nissan.” katanya dikutip dari Nissan Global.

BACA  Kalsel Ada Penambahan 4 Kasus Positif dan 1 Sembuh

Sementara itu menurut Sales Head Nissan Balikpapan Johanes Sigit Permadi mengatakan sampai saat ini pengaruh atas penutupan pabrik perakitan Nissan belum terasa pengaruhnya terhadap penjualan karena menurutnya layanan untuk penjualan tetap ada sehingga dealer-dealer tetap buka, yang terjadi adalah ada efisiensi pabrik.

“Penjualan tetap ada, dealer gak (tidak) tutup, cuma efisiensi pabrik,” ujarnya saat dihubungi oleh kalseltoday.co.id, Sabtu (30/5/2020)

Sigit menjelaskan model terbaru dari Nissan akan langsung diimpor (CBU) dari Thailand dan Jepang.

“Tinggal Livina aja yang diproduksi di Indo.. (Indonesia) nanti varian lain CBU dari thailand dan Jepang,” kata Sigit.

Disinggung terkait stok unit (mobil) dan pelayanan purnajual Sigit mengatakan itu hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena pelayanan akan tetap ada begitupun dengan ketersediaan spart part.

“Kalo peminat banyak Indomobil pasti nyetok, gak perlu indent, tapi kalo peminat sedikit ya pasti stok sedikit. Tergantung demand aja, masalah stok unit dan sparepart tergantung permintaan customer aja,” ungkap Sigit.

BACA  Budiono Darsono: "Profesi Wartawan Tidak Akan Pernah Mati"

Sigit berharap penjualan mobil di Indonesia jangan sampai di monopoli oleh dua merk saja, karena kalau itu terjadi yang dirugikan nantinya adalaj konsumen.

“Pesan saya ke customer begini, kalo sampe otomotif di Indonesia dimonopoli oleh dua merk, saya yakin konsumen bakal dapet barang jelek dengan harga yang tidak sesuai,” tutup Sigit.

Editor: Abe

Facebook Comments
spot_img

Must Read

Related Articles