spot_img

Belajar Menjaga Alam Melalui Kearifan Lokal Suku Iban di Kalimantan

Tahukah Anda Keberadaan Tanah Iban? Ya, daerah yang sempat menjadi sorotan di Film Semesta.

SEDIKIT orang yang tau mengenai keasrian Tanah Iban. Daerah yang berlokasikan di Kalimantan Barat, Sarawak, dan Brunei ini merupakan salah satu suku Dayak yang ada di Kalimantan. Memiliki keindahan alam yang sangat alami serta kebiasaan masyarakat adatnya yang masih berpegang teguh untuk menjaga keasrian alamnya.

Sangat jarang memang jika dibandingkan dengan berbagai daerah yang menginginkan kehidupan modern dan canggih. Tanah Iban justru sebaliknya, tradisi yang sejak lama sudah diwariskan turun temurun ini selalu menjadi pegangan teguh masyarakat Iban.

Mereka mempercayai bahwa alam adalah pemberian dari sang pecinpta yang haram hukumnya untuk dirusak. Jangankan dirusak untuk menginjakkan kaki ke dalam hutan saja mereka memiliki aturannya tersendiri.

Hutan Iban mendapat pengakuan sebagai hutan adat. Hutan tersebut dibagi menjadi 3 kelompok yang boleh diolah, tidak boleh diolah, dan yang hanya boleh diambil daunnya saja, tidak ditebang. Penduduk Iban mencari kayu bakar yang dimanfaatkan untuk memasak dan menganyam kebutuhan mereka sendiri, tidak untuk di jual.

BACA  Mencari Surga Tersembunyi Kalimantan Timur (6)

Selain itu, ada pula hal yang dilarang di suku Iban, yaitu tempat-tempat sakral di tengah hutan banyak karena mereka sangat menghargai hutan, di sana tempat ibadah mereka dan beberapa burung untuk tidak diburu. Pepohonan yang tidak boleh dipetik buahnya kecuali memang sudah jatuh.

Masyarakat Iban juga selalu mengingatkan kembali dan membacakan kisah sejarah leluhurnya. Terdapat manuscript kuno terbuat dari kulit kayu dan ada pembacanya. Sang pembaca naskah tersebut, melantunkan ceritanya tentang kejayaan masa lalu, nenek moyang mereka. Masyarakat Iban mendengarkan petuah leluhurnya dengan seksama.

BACA  Artis Ini Sempat Kulineran dan Main Api di Kampung Pelangi Banjarbaru 

Di Tanah Iban juga tidak memanfaatkan cahaya lampu layaknya di kota, mereka menggunakan cahaya lilin sebagai penerangan. Mungkin, bagi Sebagian orang hal ini cukup primitif, konservatif dan kolot. Namun, siapa yang sangka kelestarian serta autentisitas Tanah Iban hingga detik ini masih terjaga.

Dewasa ini, sangat sulit bukan mencari daerah yang masih menjaga alamnya, masih merawat buminya dengan sepenuh hati. (*/erm)

Facebook Comments
spot_img

Must Read

Related Articles