asd
spot_img

BPS Kalsel: Pertumbuhan Kalsel Kuartal II 2020 Minus 2,61 Persen

kalseltoday.co.id, BanjarbaruBadan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan mencatat pertumbuhun di Kalsel pada kuartal II (Q2) 2020 minus 2,61 persen year on year (Y-o-Y), hal ini diungkap Kepala BPS Kalsel M Edy Mahmud dalam konferensi pers virtual di Banjarbaru, Rabu (5/8/2020).

“Kalo kita bandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun lalu (2019) pertumbuhan negatif di Kalimantan Selatan minus 2,61,” katanya.

Sementara itu secara kuartal apabila dibandingkan pertumbuhan antara kuartal I (Q1) 2020 dengan Q2 Kalsel tumbuh minus 0,02 persen.

“Untuk Q-to-Q kita tumbuh negatif minus 0,02 persen, itu paling rendah dibandingkan Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur Kalimantan Utara,” ujar Edy.

Namun jika dibandingkan pertumbuhan antara semester I-2020 dengan semester I-2019 (C-to-C) Kalsel tumbuh positif 0,67 persen.

BACA  Ketua PWI Pusat: UMKM sebagai Motor Penggerak Perekonomian Nasional

BPS Kalsel mencatat kontraksi terdalam dari sisi produksi secara YoY adalah Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan yaitu sebesar minus 9,25 persen. Kemudian dari sisi pengeluaran, komponen dengan kontraksi terdalam adalah Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) mencapai minus5,36 persen.

Edy menandaskan, Lapangan Usaha yang mengalami kontraksi terdalam adalah
Transportasi dan Pergudangan sebesar minus 9,25 persen, diikuti Pertambangan dan Penggalian sebesar minu 6,03 persen dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar minus 3,53 persen.

Selanjut Edy memaparkan, pertumbuhan positif di Kalsel terjadi pada lapangan usaha Infromasi dan Komunikasi sebesar 0,27 persen, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 0,12 persen dan Real Estate sebesar 0,05 persen.

Efek pandemi Covid-19 mulai dirasakan oleh masyarakat pada
kuartal kedua dengan terkontraksinya Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
(PKRT) sampai minus 3,30 persen, kemudian terjadinya PHK di beberapa sektor usaha, adanya perpanjangan PSBB dan larangan mudik sehingga menekan konsumsi rumah tangga. Ditambah pula berkurangnya tunjangan hari raya untuk mereka yang bekerja di sektor formal khususnya bagi ASN, jika dibandingkan tahun sebelumnya, turut mendukung terjadinya kontraksi pada komponen PKRT juga komponen PKP.

BACA  Survei IKRC: Masalah Ekonomi Kota Banjarmasin, Susah Mencari Lapangan Kerja

Editor: Abe

Facebook Comments
spot_img

Must Read

Related Articles